KEHILANGAN - Part 4
June 24, 2013 Bunyi
bel istirahat. Itu tandanya waktu untuk aku makan. Ya, makan. Perut ku sudah
memulai paduan suaranya, bernyanyi untuk minta makan. Sabar ya, lambung ku juga sudah sakit, kata ku dalam hati.
“Ayo Ra”, ajak Naira dan Lea
“Yoo”,
sahut ku
Saat tiba
dikantin, aku tidak memikirkan apa-apa kecuali apa yang ingin ku beli. Nggak
mau cemilan, pengennya makan nasi. Setelah semua sudah ku pesan, saatnya aku
makan. Horee,makan.
“Sabar-sabar
Ra makannya, entar keselek loh”, ujar Lea memberi ultimatum (serasa perang ya).
“Iya-iya”,
sahut ku.
Setelah
aku kenyang, makanan juga sudah bersih tidak tersisa, dan saat aku hendak berdiri
ku lihat didepan ku sudah ada seseorang. Seseorang yang seolah-olah menahan
langkah kaki ku, menahan gerak mulut ku. Sudah bisa ditebak, dia kakak kelas
yang tadi ada diparkiran.
“Sudah sadar ya?”, tanyanya
Aku
hanya mengangguk
“Tadi
ada yang sakit nggak?”, tanyanya lagi
Aku
hanya menggeleng
“Syukurlah,
maaf tadi nggak bisa jagain kamu sampai istirahat, soalnya jam ketiga kakak ada
tugas dikelas jadi kakak minta teman kamu yang jagain kamu”, katanya lagi.
Perkataannya
barusan serasa menghipnotis ku. Membuat ku lupa apa yang ingin ku lakukan tadi.
Dunia serasa berhenti berputar. Akupun tidak dapat merasakan detak jantung ku
sendiri. Terlebih saat aku melihat senyumnya. Ya, pria ini. Tidak salah lagi.
“Wira?”, tanyanya lagi
“Oh,
iya. Emm, nggak masalah kok ka. Kakak tau darimana nama Wira?”, tanya ku
bingung
“FD
kamu tadi jatuh saat kamu pingsan. Waktu mau ngembaliin, kakak pakai sebentar
buat mindahin data dari laptop teman kakak ke laptop kakak”, jelasnya
Astaga! Disitukan ada berbagai macam data
laptop ku yang lagi ku instal. Jangan-jangan..
“Nama
kakak Adib. Kakak duluan ya. Makasih FDnya. Btw, foto-fotonya cantik-cantik
juga”, katanya berlalu begitu saja dari hadapan ku.
“Jadi...”,
ujar ku bingung
Dua
sahabat ku yang dari tadi mendengarkan percakapan ku dengan kakak kelas tadi
hanya dapat terdiam membisu. Mereka tidak berkata-kata sedikit pun. Aku pun
begitu. Adib. Nama kakak kelas itu Adib. Tapi Adib apa ya? Tiba-tiba aku
teringat sesuatu.
“Nairaaaa!”, kata ku
“Ya?”,
sahutnya bingung
“Kenapa
kamu nggak bilang kalau sebelum kamu datang tadi dia yang jagain aku?”, tanya
ku dengan sedikit kesal.
To be continued...
0 komentar