Cewek itu...?

April 04, 2014

     Saat semua menjadi hitam, pertama kali yang ku lihat hanyalah sesosok lelaki bertubuh tinggi dengan wajah yang cukup bagiku. Dia adalah ka Bayu. Anehnya, saat itu keadaan menjadi rumit. Saat itu dia ikut berkelahi dengan seorang laki-laki





. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan untuk menyelamatkan diri ku. Hingga karpet itu ku pegang, aku berlari begitu kencang ke belakang sekolah ku. Walau dalam perjalanan penuh dengan rintangan, aku terus berusaha agar sampai dengan selamat.

     "Sudah sampai mana?", tanya ku pada teman ku bernama Shofie

     "Baru aja dimulai, cepat bantu kami. Kita harus berhasil menyelamatkan keramik-keramik ini", jawabnya

     Ku ambil dua buah besi lalu ku tumbukkan pada sisi kiri keramik yang hendak ku lepaskan dari tempatnya lalu ku pukul besi itu dengan besi yang satunya. Begitulah terjadi berulang-ulang hingga keramik itu berhasil lepas dari tempatnya dengan sempurna. Aku harus bisa membantu mereka. Tak akan ku serahkan begitu saja sekolah kami kepada penjajah tidak bertanggung jawab itu, janji ku dalam hati.

     "I-itu...siapa...yu?", tanya shofie yang disebrang ku dengan wajah sedikit bingung.

     "Siapa?", tanya ku sambil membalikkan tubuh ke orang yang berada disamping ku. Cewek ini...sepertinya tidak asing bagi ku. Tapi...

     "Yu, cepat! Mereka telah bergegas naik ke atas!", teriak teman ku bernama Rija dengan nafas terengah-engah.

     "I-iyaaa", jawab ku.

     Tak lama saat ini, baru ku sadari bahwa sedari-tadi teman-teman ku sudah berwajah pucat. Mereka seperti ketakutan tapi tak berani mereka ungkapkan. Aku bingung, apa yang menyebabkan mereka begini. Saat aku berbalik ke kanan...

     "Kenapa kamu disini?", tanya ku pada cewek tadi

     "Kamu kenal yu?", tanya Nisa

     "Ke-kenal", jawab ku ragu

     "Dia orang yang penunggu sekolahan ini", jawab ku sambil menatap cewek itu.

     Sontak mereka terkejut dengan perkataan ku. Wajah mereka lebih pucat dari yang tadi. Aliran darah mereka seolah berhenti dengan diiringi degub jantung mereka. Hingga sebuah pertanyaan dari kawan ku bernama Sonya mengalir...

     "Apa kamu bisa menyuruhnya membantu kita untuk melepaskan keramik-keramik itu? Waktu kita tidak banyak Yu!", tanya nya.

     Setelah ku pertimbangkan...

     "Kamu bisa bantu aku dan kawan-kawan ku melepaskan keramik-keramik ini?", tanya ku pada cewek itu.

     "Enggak mau", jawabnya datar

     "Kenapa enggak? Hanya kamu satu-satunya orang yang dapat membantu kami", tanya ku memelas padanya.

     "Karna nanti kalian akan merusak tempat ku", jawabnya singkat

     "Kami hanya butuh keramik itu sebagai penelitian kami terhadap sekolah ini. Kami janji tidak akan mengganggu tempat tinggal mu", jawa ku dengan penuh kepastian.

     "Baiklah", jawabnya

     Keramik itu ternyata berada disebuah tempat yang berbentuk seperti ranjang. Jadi, cewek itu hanya melepaskan empat baut yang terdapat ditempat itu. Saat itulah semua keramik lepas dan kami langsung mengamankan semua keramik-keramik tersebut.

     "Terima kasih ya. Akhirnya kami dapat mengamankan keramik ini sebelum penjajah itu datang", kata ku pada cewek itu.

     "Tapi, apa yang kamu maksud dengan "tempat tinggal" mu disini?", tanya Nisa kebingungan.

     "Disana", jawab cewek itu sambil mengarahkan telunjuknya menuju lapangan parkir atas disekolah ku.

     Saat itu juga disana terdapat sebuah lubang berbentuk persegi panjang yang ditengahnya terdapat gundukan tanah. Diatasnya terdapat batu nisan bertuliskan nama cewek tersebut. Namun aku tidak dapat membaca tulisan tersebut.

     "Kelas tujuh aku mengalaminya, kelas delapan aku mengungkapkan rahasianya, dan kelas sembilan aku harus meninggalkannya", kata ku seperti terhipnotis saat melihat gundukan tanah tersebut.

     "Maksud mu Yu?", tanya Nanda teman ku

     "Iya, Ayu inilah satu-satunya orang yang mengetahui tentang keberadaan ku disini", jawab cewek itu tenang.

     "Selama aku berada disini, aku hanya menunggu keberadaan mu Yu. Seperti yang telah ditakdirkan oleh Tuhan, hanya kamulah satu-satunya manusia yang dapat menjaga ku. Saat kelas tujuh, aku hanya berani mengikuti mu. Aku masih belum berani mengajak mu berpetualang tentang hal mistis. Saat kelas delapan, aku telah yakin dan memutuskan untuk menunjukkan pada mu tentang sebuah rahasia besar disekolah ini", jelas cewek itu pada ku.

     "Dan sekarang, aku telah kelas sembilan", kata ku dengan senyuman.

     "Kamu sudah mengetahuinya kan?", tanyanya lembut

     "Sudah", kata ku tersenyum

     "Ya, kamu harus meninggalkan semua keadaan ini. Tugas mu telah selesai. Tugas terakhir mu adalah menyelamatkan sekolah ini dengan mengamankan keramik-keramik itu dari tangan orang-orang jahat. Terima kasih ya Yu. Aku tidak salah memilih orang. Aku juga berterima kasih kepada teman-teman mu yang telah membantu kita menyelamatkan sekolah ini", katanya penuh kepastian

     Aku pun memeluknya dengan erat. Rasanya dingin. Ya, kalian dapat mengetahui seperti apa dinginnya tubuh seorang cewek yang tidak bernyawa. Aku meneteskan air mata untuk pertama kalinya dalam sejauh ini. Aku tak sanggup kehilangan dia. Dia teman baik ku selama ini. Dia pun melakukan hal yang sama. Sama seperti ku. Tiba- tiba aku berbisik...

     "Aku tak akan melupakan mu walau dimensi ruang kita berbeda", kata ku tersenyum

     "Apalagi aku. Aku sangat berterima kasih pada mu. Aku akan tetap disamping mu walaupun kau tidak dapat merasakannya. Aku yakin, kita pasti akan bertemu lagi Yu", katanya seraya melepaskan pelukan sambil memegang erat tangan ku.

     "I'm promise", katanya

     "I'm promise", kata ku

     Saat itu bayangannya terbang tinggi kelangit dan hilang seraya berhembusnya angin. Didepan ku terdapat sebuah kuburan dan dibelakangnya diikuti oleh kuburan sahabat-sahabat cewek tersebut. Setelah ku amati, mereka semua meninggal dihari yang sama. Ternyata mereka benar-benar sahabat sehidup semati. 
     Tak lama ku lihat bayangan orang tua, keluarga, sahabat dan kerabat cewek tersebut. Bisa dibilang, keluarganya memiliki keturunan Cina-Belanda. Mereka begitu ceria saat mengunjungi makam keluarga mereka tersebut. Aku hanya dapat tersenyum melihat itu semua.
     Tak lama kuambil segenggam tanah dan ku buat menjadi sebuah bulatan kecil lalu ku lempari ke sekeliling tempat peristirahatan cewek itu. Saat itu juga dari dalam kuburan tersebut keluar cahaya putih yang diikuti oleh bayangan cewek itu yang tersenyum dan melambaikan tangannya kearah ku. Akupun membalasnya. Dunia ini begitu indah saat perpisahan itu tiba.

     "Ayo Yu kita makan", ajak teman-teman ku

     "Iya-iya", jawab ku

     Saat semua teman-teman ku telah duduk santai ditempat mereka, aku baru hendak mengambil makanan. Saat berhadapan dengan pelayan tersebut, aku melihat cewek tadi. Ia mengenakan pakaian pelayan khas restoran tersebut. Dia hanya tersenyum kepada ku sambil mengatakan...

     "Mau pesan apa mba?", tanyanya

     "Paket regular plus jusnya 1 ya mba", jawab ku tersenyum

     "Ini dia mba. Tak usah dibayar", katanya kembali

     "Wah, terima kasih mba", jawab ku bahagia

     Saat itu aku langsung menuju meja makan untuk bergabung bersama teman-teman ku. Saat aku telah duduk dan menoleh ke costumer pelayan, cewek itu telah tiada. Aku tak ahu apa maksud dari rencana Tuhan. Tapi yang ku tahu, Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita, kawan... :)

You Might Also Like

0 komentar

Friday, April 4, 2014

Cewek itu...?

     Saat semua menjadi hitam, pertama kali yang ku lihat hanyalah sesosok lelaki bertubuh tinggi dengan wajah yang cukup bagiku. Dia adalah ka Bayu. Anehnya, saat itu keadaan menjadi rumit. Saat itu dia ikut berkelahi dengan seorang laki-laki





. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan untuk menyelamatkan diri ku. Hingga karpet itu ku pegang, aku berlari begitu kencang ke belakang sekolah ku. Walau dalam perjalanan penuh dengan rintangan, aku terus berusaha agar sampai dengan selamat.

     "Sudah sampai mana?", tanya ku pada teman ku bernama Shofie

     "Baru aja dimulai, cepat bantu kami. Kita harus berhasil menyelamatkan keramik-keramik ini", jawabnya

     Ku ambil dua buah besi lalu ku tumbukkan pada sisi kiri keramik yang hendak ku lepaskan dari tempatnya lalu ku pukul besi itu dengan besi yang satunya. Begitulah terjadi berulang-ulang hingga keramik itu berhasil lepas dari tempatnya dengan sempurna. Aku harus bisa membantu mereka. Tak akan ku serahkan begitu saja sekolah kami kepada penjajah tidak bertanggung jawab itu, janji ku dalam hati.

     "I-itu...siapa...yu?", tanya shofie yang disebrang ku dengan wajah sedikit bingung.

     "Siapa?", tanya ku sambil membalikkan tubuh ke orang yang berada disamping ku. Cewek ini...sepertinya tidak asing bagi ku. Tapi...

     "Yu, cepat! Mereka telah bergegas naik ke atas!", teriak teman ku bernama Rija dengan nafas terengah-engah.

     "I-iyaaa", jawab ku.

     Tak lama saat ini, baru ku sadari bahwa sedari-tadi teman-teman ku sudah berwajah pucat. Mereka seperti ketakutan tapi tak berani mereka ungkapkan. Aku bingung, apa yang menyebabkan mereka begini. Saat aku berbalik ke kanan...

     "Kenapa kamu disini?", tanya ku pada cewek tadi

     "Kamu kenal yu?", tanya Nisa

     "Ke-kenal", jawab ku ragu

     "Dia orang yang penunggu sekolahan ini", jawab ku sambil menatap cewek itu.

     Sontak mereka terkejut dengan perkataan ku. Wajah mereka lebih pucat dari yang tadi. Aliran darah mereka seolah berhenti dengan diiringi degub jantung mereka. Hingga sebuah pertanyaan dari kawan ku bernama Sonya mengalir...

     "Apa kamu bisa menyuruhnya membantu kita untuk melepaskan keramik-keramik itu? Waktu kita tidak banyak Yu!", tanya nya.

     Setelah ku pertimbangkan...

     "Kamu bisa bantu aku dan kawan-kawan ku melepaskan keramik-keramik ini?", tanya ku pada cewek itu.

     "Enggak mau", jawabnya datar

     "Kenapa enggak? Hanya kamu satu-satunya orang yang dapat membantu kami", tanya ku memelas padanya.

     "Karna nanti kalian akan merusak tempat ku", jawabnya singkat

     "Kami hanya butuh keramik itu sebagai penelitian kami terhadap sekolah ini. Kami janji tidak akan mengganggu tempat tinggal mu", jawa ku dengan penuh kepastian.

     "Baiklah", jawabnya

     Keramik itu ternyata berada disebuah tempat yang berbentuk seperti ranjang. Jadi, cewek itu hanya melepaskan empat baut yang terdapat ditempat itu. Saat itulah semua keramik lepas dan kami langsung mengamankan semua keramik-keramik tersebut.

     "Terima kasih ya. Akhirnya kami dapat mengamankan keramik ini sebelum penjajah itu datang", kata ku pada cewek itu.

     "Tapi, apa yang kamu maksud dengan "tempat tinggal" mu disini?", tanya Nisa kebingungan.

     "Disana", jawab cewek itu sambil mengarahkan telunjuknya menuju lapangan parkir atas disekolah ku.

     Saat itu juga disana terdapat sebuah lubang berbentuk persegi panjang yang ditengahnya terdapat gundukan tanah. Diatasnya terdapat batu nisan bertuliskan nama cewek tersebut. Namun aku tidak dapat membaca tulisan tersebut.

     "Kelas tujuh aku mengalaminya, kelas delapan aku mengungkapkan rahasianya, dan kelas sembilan aku harus meninggalkannya", kata ku seperti terhipnotis saat melihat gundukan tanah tersebut.

     "Maksud mu Yu?", tanya Nanda teman ku

     "Iya, Ayu inilah satu-satunya orang yang mengetahui tentang keberadaan ku disini", jawab cewek itu tenang.

     "Selama aku berada disini, aku hanya menunggu keberadaan mu Yu. Seperti yang telah ditakdirkan oleh Tuhan, hanya kamulah satu-satunya manusia yang dapat menjaga ku. Saat kelas tujuh, aku hanya berani mengikuti mu. Aku masih belum berani mengajak mu berpetualang tentang hal mistis. Saat kelas delapan, aku telah yakin dan memutuskan untuk menunjukkan pada mu tentang sebuah rahasia besar disekolah ini", jelas cewek itu pada ku.

     "Dan sekarang, aku telah kelas sembilan", kata ku dengan senyuman.

     "Kamu sudah mengetahuinya kan?", tanyanya lembut

     "Sudah", kata ku tersenyum

     "Ya, kamu harus meninggalkan semua keadaan ini. Tugas mu telah selesai. Tugas terakhir mu adalah menyelamatkan sekolah ini dengan mengamankan keramik-keramik itu dari tangan orang-orang jahat. Terima kasih ya Yu. Aku tidak salah memilih orang. Aku juga berterima kasih kepada teman-teman mu yang telah membantu kita menyelamatkan sekolah ini", katanya penuh kepastian

     Aku pun memeluknya dengan erat. Rasanya dingin. Ya, kalian dapat mengetahui seperti apa dinginnya tubuh seorang cewek yang tidak bernyawa. Aku meneteskan air mata untuk pertama kalinya dalam sejauh ini. Aku tak sanggup kehilangan dia. Dia teman baik ku selama ini. Dia pun melakukan hal yang sama. Sama seperti ku. Tiba- tiba aku berbisik...

     "Aku tak akan melupakan mu walau dimensi ruang kita berbeda", kata ku tersenyum

     "Apalagi aku. Aku sangat berterima kasih pada mu. Aku akan tetap disamping mu walaupun kau tidak dapat merasakannya. Aku yakin, kita pasti akan bertemu lagi Yu", katanya seraya melepaskan pelukan sambil memegang erat tangan ku.

     "I'm promise", katanya

     "I'm promise", kata ku

     Saat itu bayangannya terbang tinggi kelangit dan hilang seraya berhembusnya angin. Didepan ku terdapat sebuah kuburan dan dibelakangnya diikuti oleh kuburan sahabat-sahabat cewek tersebut. Setelah ku amati, mereka semua meninggal dihari yang sama. Ternyata mereka benar-benar sahabat sehidup semati. 
     Tak lama ku lihat bayangan orang tua, keluarga, sahabat dan kerabat cewek tersebut. Bisa dibilang, keluarganya memiliki keturunan Cina-Belanda. Mereka begitu ceria saat mengunjungi makam keluarga mereka tersebut. Aku hanya dapat tersenyum melihat itu semua.
     Tak lama kuambil segenggam tanah dan ku buat menjadi sebuah bulatan kecil lalu ku lempari ke sekeliling tempat peristirahatan cewek itu. Saat itu juga dari dalam kuburan tersebut keluar cahaya putih yang diikuti oleh bayangan cewek itu yang tersenyum dan melambaikan tangannya kearah ku. Akupun membalasnya. Dunia ini begitu indah saat perpisahan itu tiba.

     "Ayo Yu kita makan", ajak teman-teman ku

     "Iya-iya", jawab ku

     Saat semua teman-teman ku telah duduk santai ditempat mereka, aku baru hendak mengambil makanan. Saat berhadapan dengan pelayan tersebut, aku melihat cewek tadi. Ia mengenakan pakaian pelayan khas restoran tersebut. Dia hanya tersenyum kepada ku sambil mengatakan...

     "Mau pesan apa mba?", tanyanya

     "Paket regular plus jusnya 1 ya mba", jawab ku tersenyum

     "Ini dia mba. Tak usah dibayar", katanya kembali

     "Wah, terima kasih mba", jawab ku bahagia

     Saat itu aku langsung menuju meja makan untuk bergabung bersama teman-teman ku. Saat aku telah duduk dan menoleh ke costumer pelayan, cewek itu telah tiada. Aku tak ahu apa maksud dari rencana Tuhan. Tapi yang ku tahu, Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita, kawan... :)

No comments:

Post a Comment